
Baturaden  terletak di Kabupaten Banyumas, Propinsi Jawa Tengah, Pulau Jawa,  Negara Indonesia.
Baturaden adalah sebuah kawasan wisata yang  berudara sejuk dan dingin, berada di sebelah utara Kota Purwokerto  ibukotanya Kabupaten Banyumas, tepatnya dilereng sebelah selatan Gunung  Slamet. Baturaden dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan pribadi  maupun kendaraan umum seperti angkutan kota atau taksi, jaraknya dari  Kota Purwokerto sekitar 20 km.

Kawasan Baturaden cenderung udaranya  sangat dingin di malam hari, pengunjung disarankan membawa perlengkapan  untuk melindungi diri dari udara dingin, seperti jaket, baju hangat dan  sebagainya. 
Untuk memenuhi kebutuhan pengunjung yang banyak datang  berwisata kesini, maka dikawasan ini banyak berdiri penginapan seperti  hotel dan vila. Wisatawan banyak yang datang kesini pada hari minggu dan  hari libur nasional. Baturaden adalah tempat yang nyaman untuk tempat  rekreasi bersama keluarga. 

 
HAWA sejuk akan menyambut kita saat memasuki  kawasan wisata Baturaden yang berada di lereng Gunung Slamet
Kawasan  dengan ketinggian sekitar 640 meter di atas permukaan laut (dpl) dan  berjarak sekitar 14 kilometer arah utara Purwokerto, Jawa Tengah,  terkenal memiliki pemandangan alam yang indah.
Suku udara yang  berkisar 18--25 derajat Celsius itu menawarkan berbagai panorama alam  dan atraksi kesenian tradisional Kabupaten Banyumas.
Selain itu,  terdapat kafe-kafe yang menyajikan live music maupun karaoke buat  pengunjung yang ingin hiburan atau menyalurkan bakat tarik suaranya.  Biasanya kafe ini mulai beroperasi sore hingga malam hari sebagai sarana  hiburan pengunjung yang menginap di kawasan Baturaden. Sama halnya  dengan kawasan puncak, di Baturaden ini terdapat vila-vila yang  disewakan bagi pengunjung atau wisatawan.
Wisatawan pun dapat  dengan mudah menjangkau kawasan wisata itu lantaran akses jalan utama  dari Purwokerto menuju Baturaden dalam kondisi baik sehingga memberi  kenyamanan dalam berkendaraan.
Wisatawan dapat juga menggunakan  jalan alternatif yang melalui Desa Ketenger, sembari menikmati suasana  pedesaan yang tenang meski jarak tempuhnya sedikit lebih jauh dibanding  dengan jalur utama.
Tiket untuk memasuki kawasan wisata yang  dipungut petugas di Gerbang Mandala Wisata terbilang murah. Cukup dengan  membayar Rp1.000 (sepeda motor), Rp2.500 (mobil pribadi), Rp4.000  (mikrobus), dan Rp8.000 (bus besar), wisatawan dapat menikmati kesejukan  alam Baturaden.
Bagi wisatawan yang datang menggunakan angkutan  umum pun tidak akan repot untuk menjangkau Baturaden lantaran dari  Terminal Bus Purwokerto tersedia angkutan wisata menuju kawasan itu  dengan tarif Rp5.000 per orang dan bisa juga menggunakan taksi.
Untuk  menikmat panorama Baturaden, wisatawan dapat memilih kunjungan ke  lokawisata, wanawisata, atau keduanya lantaran di kawasan ini terdapat  dua objek wisata yang dikelola dua instansi berbeda.
"Di kawasan  wisata Baturaden terdapat dua objek kunjungan, yakni lokawisata yang  dikelola Dinas Pariwisata dan Kebudayaan dan wanawisata milik PT  Palawi," kata Kepala Bidang Objek dan Pemasaran Wisata Dinas Pariwisata  dan Budaya (Disparbud) Kabupaten Banyumas Darwis Tjahjono.
Lokawisata
Lokawisata  Baturaden menempati lahan seluas 16,5 hektare yang menyajikan keindahan  alam pegunungan, khususnya lereng Gunung Slamet.
Dengan membayar  tiket masuk Rp3.000 per orang pada hari biasa atau Rp5.000 pada hari  libur, pengunjung bisa menikmati panorama Baturaden dari jembatan  pengganti jembatan gantung yang putus pada 2006.
Jembatan  permanen yang memiliki panjang 35 meter dan lebar 2,5 meter itu dapat  berfungsi sebagai gardu pandang dan mampu menampung beban sekitar 800  kilogram per meter persegi.
Pengunjung juga bisa menikmati alunan  musik alam berupa gemericik air yang mengalir di antara bebatuan Sungai  Gumawang di bawah jembatan tersebut.
Selain itu, berbagai  atraksi kesenian tradisional maupun hiburan musik dangdut juga digelar  pada hari-hari libur.
Untuk melepas letih, kata Darwis,  pengunjung bisa menikmati pemandian air belerang hangat di kolam renang  atau kamar mandi VIP yang bersumber dari Pancuran Telu (Tiga Pancuran).
"Namun  untuk menikmatinya, pengunjung dikenakan tarif Rp3.000 untuk kamar  mandi VIP sedangkan kolam air hangat cukup membayar Rp2.000," katanya.
Air  hangat yang mengandung berbagai mineral, khususnya belerang, dipercaya  mampu menyembuhkan rematik dan penyakit kulit.
Lokawisata  Baturaden juga menyediakan fasilitas permainan anak-anak, panorama air  terjun Gumawang, kolam renang air dingin yang bersumber dari Gunung  Slamet, kebun binatang Taman Kaloka Widya Mandala, dan berbagai sarana  lain.
"Bagi pengunjung yang ingin bermalam telah tersedia berbagai  penginapan, hotel, dan vila," kata Darwis.
Ia mengatakan kini  lokawisata Baturaden sedang melakukan berbagai pengembangan objek wisata  dengan tetap memperhatikan aspek lingkungan dan alam pegunungan.
Menurut  dia, area lokawisata seluas 16,5 hektare tersebut akan dilengkapi taman  botani seluas 4,5 ha yang menyuguhkan berbagai jenis anggrek dan  tanaman lain.
"Taman botani ini sebelumnya pernah ada, namun  bangunan green house-nya rusak akibat diterjang angin puting beliung  tahun lalu," katanya.
Dinas Pariwisata dan Budaya berencana membangun  kembali green house tersebut sehingga diharapkan dapat lebih  meningkatkan jumlah kunjungan wisata.
Selain itu, pada Lokawisata  Baturaden direncanakan akan dibangun sebuah air terjun bertingkat  meskipun di tempat tersebut telah ada air terjun Gumawang.
Wanawisata
Salah  satu objek wisata di kawasan Baturaden berupa wanawisata yang dikelola  PT Perhutani Alam Wisata (PT Palawi) yang merupakan anak perusahaan PT  Perhutani.
Menurut staf pemasaran PT Palawi Unit Kerja Baturaden,  Sutoto, wanawisata Baturaden yang memiliki luas area sekitar 59 hektare  menawarkan berbagai objek dan kegiatan wisata alam.
Objek wisata  yang berada dalam wanawisata, antara lain Pancuran Pitu (Pancuran  Tujuh) berupa sumber air hangat yang mengandung berbagai mineral  khususnya belerang.
Untuk menjangkau Pancuran Pitu, pengunjung  yang tidak membawa kendaraan pribadi dapat memanfaatkan angkutan wisata  yang tersedia di Terminal Baturaden dengan ongkos Rp6.000 per orang.
"Namun  saat memasuki wanawisata, setiap wisatawan dikenakan tarif sesuai  dengan tiket yang dibutuhkan," kata Sutoto.
Menurut dia,  wisatawan dapat memilih tiket lokal dengan tarif Rp5.000 pada hari biasa  dan Rp7.500 khusus hari ramai (libur) atau tiket terusan dengan tarif  Rp10 ribu untuk anak-anak dan Rp15 ribu untuk dewasa.
Untuk tiket  terusan ada yang dijual di tempat tertentu di wanawisata seharga  Rp12.500, kata dia, dengan asumsi pengunjung telah membayar tiket masuk.
Selain  Pancuran Pitu, wanawisata Baturaden juga menawarkan keindahan panorama  Telaga Sunyi, kebun raya, kegiatan outbound, paintball, bumi perkemahan  yang mampu menampung lebih dari 200 tenda, dan beberapa kegiatan lain.
Sejarah
Keberadaan  Baturaden tidak lepas dengan dua cerita yang telah melegenda secara  turun-temurun tentang asal-usul tempat tersebut yakni Kadipaten  Kutaliman dan Patilasan Syekh Maulana Maghribi.
Dalam versi pertama  disebutkan tentang kisah cinta seorang pembantu dengan putri seorang  Adipati dari Kadipaten Kutaliman yang berada di sebelah barat Baturaden.
Kisah  cinta mereka tidak direstui sang adipati dan diusir dari kadipaten.  Pada akhir pengembaraannya, mereka menemukan sebuah tempat yang asri dan  diputuskan untuk menetap di sana.
Berdasar pada kisah tersebut,  tempat itu dikenal dengan nama "Baturaden" yang berasal dari kata  "batur" (pembantu) dan "raden" (majikan).
Sementara itu, dalam versi  lain menyebutkan pada saat Syekh Maulana Maghribi (ulama dari Turki)  melakukan perjalanan menyebarkan agama Islam dan menetap di  Banjarcahyana, dia menderita penyakit kulit yang sulit disembuhkan.
Dia  pun menjalankan salat tahajud dan mendapatkan ilham agar pergi ke  Gunung Gora. Dengan ditemani sahabatnya, Haji Datuk, dia berangkat ke  gunung itu.
Sesampainya di lereng gunung itu, Syekh Maulana  Maghribi meminta Haji Datuk meninggalkannya. Di tempat itu, dia  menemukan sumber air panas dengan tujuh pancuran sehingga disebutnya  sebagai Pancuran Pitu.
Selama berada di sana, Syekh Maulana  Maghribi selalu menggunakan air tersebut untuk mandi hingga akhirnya  penyakit kulit yang diderita hilang.
Warga di sekitar Pancuran  Pitu menyebut Syekh Maulana Maghribi dengan sebutan Mbah Tapa Angin atau  Mbah Atas Angin lantaran berasal dari negeri yang sangat jauh.
Hingga  kini, tempat yang pernah ditempati Syekh Maulana Maghribi dikenal  dengan Patilasan Mbah Tapa Angin dan selalu dikunjungi orang-orang dari  wilayah Pekalongan, Banjarnegara, dan Purbalingga setiap malam Jumat  Kliwon dan Selasa Kliwon.
Sementara itu, tempat teman Syekh  Maulana Maghribi menunggu dikenal dengan nama Baturaden yang berasal  dari nama Haji Datuk Rusuhudi yang artinya pembantu setia. Selain itu,  nama Gunung Gora pun diganti dengan Gunung Slamet yang berarti selamat.
Beberapa  Tempat Wisata Di Kawasan Baturaden
Pancuran Telu
Air panas  yang keluar dari pancuran ini mengandung belerang yang berkhasiat untuk  mengatasi berbagai penyakit kulit dan tulang. Wisatawan dapat menikmati  kehangatan air dan manfaatnya dari Pancuran 3 (Telu) ini. Pancuran ini  terletak di sebelah bawah Pancuran Pitu.
Pancuran Pitu
Kawasan  wisata Pancuran Pitu memiliki keindahan alam dan hutan sebagai tempat  untuk rekreasi. Kawasan wisata Pancuran 7 (Pitu) terletak sekitar 2,5 km  dari Lokawisata Baturaden dan terletak di sebelah atas Pancuran Telu.
Telaga  Sunyi
Telaga Sunyi adalah sebuah telaga yang indah serta berair  dingin. Tempat rekreasi ini terletak sekitar 3 km di sebelah timur  Lokawisata Baturaden.
Goa Sarabada
Di Goa Sarabada terdapat  bebatuan warna keemasan yang menakjubkan serta pengunjung dapat  menikmati kesegaran air hangat dan dingin di goa ini.
Curug  Cipendok
Curug Cipendok adalah obyek wisata air terjun, air terjun  ini memiliki ketinggian sekitar 92 meter serta dikelilingi oleh hutan  dan pemandangan alam yang indah.
Curug Ceheng
Curug Ceheng  adalah obyek wisata air terjun, uniknya disekitat obyek wisata ini  banyak berterbangan satwa lawa.
Pemandian Kali Bacin
Pemandian  Kali Bacin adalah obyek wisata peninggalan jaman Belanda, disini  wisatawan dapat menyembuhkan penyakit kulit dan tulang dengan mandi  disini sambil menikmati keindahan alam sekitarnya.
Bumi  Perkemahan
Bumi Perkemahan adalah merupakan camping ground yang  sering digunakan oleh para pecinta alam serta pencinta kegiatan out  bond. 
Taman Kaloka Widya Mandala
Taman Kaloka Widya Mandala  adalah sebuah kebun binatang sebagai sebuah tempat rekreasi, sekaligus  juga sebagai tempat wisata edukasi.
Taman ini memiliki koleksi  binatang dari berbagai negara, seperti dari Asia, Australia dan Negara  Belanda. Koleksi binatang tersebut antara lain seperti Gajah, Monyet,  Cendrawasih, Buaya Irian, Iguana, Orang Utan, Rusa, Kambing kaki tiga,  Sapi kaki lima, Beruk (Buing), Ayam Mutiara, Ayam Kate, Elang Bondol,  Kaswari dan sebagainya.
Museum BRI
Museum BRI adalah  satu-satunya museum perbankan di Indonesia yang berada di Kota  Purwokerto.
Pada tahun 1895, Bank Rakyat Indonesia didirikan oleh  Raden Aria Wirjaatmadja dengan nama De Purwokertche Hulp en Spaarbank  der Inlandche Bestuurs Ambtenaren.
Wisata Kuliner
Disamping menikmati wisata alam,  wisatawan dapat juga menikmati masakan khas Purwokerto, seperti Mendoan,  Keripik, Gudeg Purwokerto, Dage, Gethuk Sokaraja, Serabi dan lainnya.